The lens is equivalent with bla.. Bla.. Bla.. 35mm format. Ya kita umumnya menjumpai kalimat seperti itu ketika membaca sebuah manual book untuk produk camera / alat lain yang bisa merekam gambar dengan non detachable lens/ lensa yang tidak bisa di copot. Full frame 35mm menjadi acuan dalam besaran sensor kamera, ukurannya 36mm x 24mm. Sensor yang lebih kecil lagi yaitu APS-H, APS -C , micro 4/3, 2/3inch dsb. banyak sekali. Pada kebutuhan profesional dan semi profesional memggunakan Full Frame, APS-H dan APS-C. Bingung..? Tidak usah bingung.
Sensor Kamera Dan Sudut Pandang
Lantas apa sih dampaknya pada hasil photo anda. Disini hanya akan di bicararakan pada masalah besarnya sudut pandang lensa, bukan hal lain seperti kualitas, bokeh, dsb. Hanya pada sudut pandang lensa yang sedang digunakan.
Ketika anda pada sebuah posisi yang sama, dengan lensa yang sama tapi anda menggunakan kamera dengan sensor yang berbeda beda maka coverage / sudut pandang lensa anda pun berubah. Misal Canon 5D (full frame, 36mmx24mm) dengan lensa 50mm akan memiliki sudut pandang yang lebih lebar ketika lensa 50mm anda dipasang pada Canon 550D (APS-C) dimana APS-C memiliki lebar sensor 22.3mm x 14.9mm, factor cropnya sekitar 1.6. Faktor crop adalah istilah untuk besaran perkalian terhadap Full Frame sensor.
Pada contoh kasus diatas maka Canon 550D + lensa 50mm akan memiliki sudut pandang yang sama dari posisi yang sama, apabila Canon 5D + lensa 80mm. Karena 50×1.6 = 80, ***(550d + 50mm = 5d + 80mm) ***
Lantas mana yang lebih untung Full frame atau tidak? Sudut pandang tentu tidak akan menjadi persoalan yang signifikan selama anda mempunyai dua lensa, lensa lebar dan telephoto.
Sensor Kamera Dan Noise
Yang perlu anda ketahui berikutnya adalah bahwa semakin besar sensor kamera semakin baik kualitasnya (foto yang dihasilkan), dan harganya lebih mahal. Sensor kamera yang baik / bagus adalah sensor yang peka terhadap cahaya dengan sedikit noise / bintik-bintik. Ini nanti hubungannya denga ISO, semakin besar ISO sebenarnya adalah menambah sensitifitas sensor terhadap cahaya. Konsekuensinya adalah semakin sensitif terhadap cahaya maka resiko timbulnya noise / bintik-bintik semakin besar. Nah pada setingan ISO yang sama pada sensor yang berbeda akan memproduksi image dan sekaligus noise seperti yang saya maksudkan tadi, walaupun dari brand yang sama dan pada level teknologi yang sama juga. Pernah dengar istilah teknologi DiG!C? Selanjutnya kita sebut DIGIC saja. Dengan DIGIC yang sama tetapi diterapkan pada ukuran sensor yang beda ukuran maka akan menghasilkan noise yang berbeda. Karena penerapan teknologi sensornya yang berbeda.
Hal lain yang perlu anda ketahui adalah factor crop dari sensor yang anda gunakan semakin besar factor crop anda maka:
- Persiapkan lensa yang lebih lebar daripada biasanya apabila menggunakan sensor yang lebih besar
- Sebaiknya biasakan berkaktifitas dengan lebar sensor yang sama, karena ini melatih feeling anda utk kebutuhan lensa.
Sensor besar memang di peruntukkan utk yang berduit besar juga. Karena dari ukuran sensor akan mempengaruhi hal teknis dan artistik. Misal dalam sebuah ruangan yang sempit dan low light dan tidak memungkinkan ada penambahan sumber cahaya maka sensor full frame akan lebih memungkunkan untuk mendapatkan bokeh daripada APS-C (artistik) dan penggunaan ISO yang tinggi akan menghasilkan noise yang tinggi, karena umumnya sensor Full Frame akan lebih baik menghandle noise pada ISO tinggi (teknis). Karena ketika shooting atau memotret anda akan selalu berhubungan dengan yang namanya: noise, jarak, intensitas cahaya, points of interest, dynamic range, depth of field, gerak object dsb. Yang kesemuanya itu adalah tantangan yang harus dilewati untuk sebuah karya.
Karena dari ukuran sensor akan mempengaruhi hal teknis dan artistik
Berharap dapat kita bicarakan pada kesempatan lain.