Dimana ada kemauan disitu ada jalan. Begitulah kata pak Salim, Sang Penjaga Pulau. Berbekal sedikit bibit mangrove pak Salim memulai langkah kecil. Menanam Mangrove satu demi satu dengan adanya keyakinan akan ada suatu perubahan positif yang berguna bagi masyarkat suatu saat nanti.
Buah Ketekunan
Tapi tidak semua niat baik mendapat jalan yang mulus. “Jangan tanam disini nanti nggak bisa jalan, jangan tanam disini nanti banyak nyamuk“ demikian kata pak Salim, Menirukan resistensi dari masyarakat ketika pertama kali memulai menanam mangrove. Keberuntungan menghampiri mereka yang tekun, “Akhirnya sekelompok mahasiswa datang untuk menjelaskan apa fungi mangrove kepada masyarakat“ demikian kata pak Salim.
Dengan semangat sang penjaga pulau menceritakan kisahnya kepada kami. “Sebelum ada mangrove tidak ada apa apa di sekitran pantai pramuka. Sekarang ikan dan hewan laut lainya hidup dengan baik di pantai pulau pramuka tentunya sebuah keuntungan buat masyarakat pulau pramuka”, demikian ucapnya.
Puluhan tahun telah dilalui, hasil mulai terlihat. Habitat di sekitaran pulau Pramuka di kawasan kepulauan Seribu semakin bisa di manfaatkan masyarakat. Ikan, kepiting, keong salah satunya serta membaiknya ekosistem dan pengurangan abrasi pantai juga demikian dan tentunya sektor pariwista ikut menggeliat. Berbagai macam penghargaan telah beliau terima sebagai apresiasi atas usaha yang telah diberikan.
Sang Penjaga Pulau
Tak sedikit pengorbanan yang telah di lakukan, tak sedikit dana yang harus dikeluarkan. Tapi semua itu proses yang harus di lewati, demi perubahan berati. Masih kata pak salim, “Saya tidak belajar, saya nanem seenak saya…nah itu akhirnya jadi guru saya.” Lain dulu lain sekarang. “Kalausekarang saya harus beli polibag , pasir dsb. .. apakah saya bisa…aah.. ternyata terlampaui juga”, imbuhnya.
Beriring dengan penanaman Manggrove di pulau pramuka, pak Salim juga melakukan pembibitan/konservasi penyu sisik dari tahun1984, wow… yang memang mulai langka keberadaanya.
Sambil bernostalgia pak Salim menceritakan bahwa awalnya hanya dia dan kelurganya yang tinggal di pulau pramuka. “Saya tidak tau siapa yang menceritakan kepada orang lain sehingga kegiatan saya di ketahui oleh masyarakat umum dan di apresiasi oleh pemerintah dan juga penggiat lingkungan lainnya. Kalau saya nanemkan bukan buat saya, buat alam… alamkan buat siapa saja..”
Semoga masih ada pengikut- pengikut Salim, demikian harapan saya.
jadi rindu ke pulau pramuka lagi, musim hujan memang enak ke pantai yang sejuk.
Referensi:
- Ilustrasi: http://intisari.grid.id/